Bila engkau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka Menulislah. [Imam Al Ghazali]

Skripsi Ditiadakan, Suatu Kemunduran Dalam Pendidikan

Berkaca pada status teman saya di akun facebooknya yang mengungkit isu dihapusnya ujian skripsi oleh pak presiden jokowi, menjadikan tulisan ini hadir di tengah-tengah kita sebagai tanggapan atas perihal tersebut. Secara nasional semuanya akan merespon regulasi baru pemerintah terhadap dunia pendidikan di indonesia. Seluruh media wajib mengangkat tema yang krusial ini, mengingat hasil konvensi akan menentukan arah pengembangan bangsa indonesia ke depan. Sebelum menjadi doktrin, semuanya harus dikaji secara mendalam sebelum di implementasikan ke dalam kurikulum yang berakibat fatal. Apakah diganti dengan format yang sama namun tujuan sebagai peneliti tidak di pisahkan, atau di ganti formatnya dan slogan tri dharma perguruan tinggi di lenyapkan.

Pro dan kontra ialah suatu kewajaran, yang tidak wajar jika kita vakum dan hanya menjadi penonton padahal semua itu akan menentukan hidup mahasiswa itu sendiri. Memuji sampai mengecam pun tidak terelakkan dari korbannya. Yakni mahasiswa, mereka akan turun ke jalan dengan memboncengi organisasi besar mengatas namakan generasi masa depan, entah itu menolak atau mendukung. Lihat dan tunggu saja pemeran utamanya dalam melakukan drama di negeri yang congkak ini.

Pandangan awam terhadap sarjana.
Anggapan masyarakat awam tentang sarjana saja banyak menganggur masih belum bisa tergantikan, mereka yang tidak menginginkan pendidikan tinggi masuk ke ranah keluarganya dengan alasan ekonomi, tidak praktisnya, kurang berproduktif, dsb. memegang dogma itu sebagai alasan mereka. Cukup sampai 12 tahun saja menimba ilmu sisanya anak kita harus mencari pekerjaan. Kata orang tua mereka.

Untung-untung sukses melalui jalur tersebut. Namun, harus di ingat sedikit yang sukses dengan menyandang gelar sarjana. Melainkan besar peluang kesuksesan jika menyandang gelar di belakang namanya. Tapi kenapa mereka masih banyak mengganggur? Kata mereka lagi. Menurut saya itu berkat usaha yang kurang maksimal dalam proses pencarian pekerjaan, serta kurangnya penerapan dalam ilmu yang di berikan oleh dosen sehingga dalam implementasinya tidak terkesan memuaskan oleh para rekrutmen.
https://aspirasimahasiswakarimunblog.blogspot.co.id/2016/05/tulisan-yang-saya-suguhkan-tidaklah.html

Pandangan terhadap agama - pendidikan untuk kehidupan duniawi dan surgawi.
Hidup ke depannya adalah cerminan kita di masa lalu, apa yang kita kerjakan dan kita tulis di lembaran hidup ini akan menuai di hari kemudian. Itulah ketetapan Tuhan, yang mengaku maha adil. Benar adanya, Allah swt itu maha adil, terlebih maha bijaksana. Melebihi bijaksananya hakim di pengadilan. Hakim saja pernah khilaf dalam memutuskan perkara, hingga beberapa berita mencuat akan kredibilitas seorang hakim.

Allah swt adalah tuhan yang sempurna. Bijaksananya melewati batas akal manusia sehingga sulit bagi kita menilai tindakan yang Allah berikan. Terkadang kitapun tidak bisa menerima takdir, namun sekali lagi inilah rahasia-Nya, pada akhirnya semua akan terasa indah. Disaat susahnya kita dalam menyusun skripsi maka disaat itu juga pepatah berakit-rakit dahulu berenang-renang ketepian mulai menunjukkan jatinya. Maka saat itu juga kita merasakan keadilan tuhan yang tanpa di sadari sebelumnya.

Sesungguhnya, al qur'an di turunkan kepada Rasulullah dengan wahyu pertamanya ialah surah iqro yang ayat pertamanya berbunyi "bacalah". Jadi dengan turunnya perintah allah melalui kitab suci tersebut mengindikasikan bahwa dengan membaca maka ilmu akan kita peroleh, lalu di amalkan dan di bagikan ke orang ramai.

Semoga bermanfaat..

Cerita Kita Di Bulan Suci Ramadhan

Indahnya berbagi di bulan ramadhan amat dirasakan oleh mahasiswa/i karimun pada hari rabu (22/06/2016) di rumah tetangga korban yang dirundung musibah dilalap sijago merah beberapa hari silam. PC PMII KABUPATEN KARIMUN mengunjungi untuk melakukan aksi sosial dengan memberikan beberapa barang sembako beserta baju layak pakai yang diperuntukkan bagi korban rumah kebakaran yang beralamat di simpedas Kel. Pasir panjang, Kel. Meral barat.

Kedatangan kami disambut dengan hangat namun terkesan mendadak. "Saya kira yang datang cuman 2 orang", ucap nora yang peduli pada tetangganya itu. Apa lagi kunjungan yang kami berikan lumayan ramai dan diluar dugaan beliau sehingga membuatnya tidak siap dalam mempersiapkan untuk menyambut tamunya. Ibu Nora adalah penghubung antara korban dengan pihak PMII dalam kegiatan ini, istri ketua pemuda setempat ini senang sekali bila ada orang yang membantu tetangganya, katanya lagi pemerintah provinsi melalui dinas sosial sebenarnya telah membantu tetangganya namun untuk pemerintah kabupaten sampai saat ini belum ada.

Dalam pelaksanaannya yang di ketuai oleh sahabat Aal Aulia (Humas PC PMII Kab. Karimun), mengatakan ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap sesama dan bila ada hal yang perlu di tolong kami PMII Kab. Karimun insya allah siap akan membantu. Ketua umum serta beberapa koordinator divisi juga ikut mewarnai dihari bahagia tersebut untuk turut menyertai serta membantu membawakan logistik ke tempat tujuan. Selaku ketua umum sahabat Parizal juga memberikan arahan dengan menjelaskan peran serta fungsi dari organisasi yang di pimpinnya dan mengenalkan secara langsung kepada beberapa masyarakat yang hadir, mengenai apa itu organisasi PMII.

Di pusatkan di sekretariat PC PMII Kab. Karimun sebagai titik awal dalam perjalanan kami langsung melesat ke pasir panjang. Perjalanan jauh yang melelahkan cair seketika saat di suguhkan beberapa hidangan dari tuan rumah untuk menu berbuka puasa. keluhan dan harapan banyak di utarakan dalam diskusi singkat itu. Hampir 15 menit berlalu salah satu satu koban rumah kebakaran hadir dalam diskusi tersebut, acara simbolis pemberian pun dilaksankan langsung setelah selesai berbuka puasa.

Konsep PMII yang mengusung dzikir, fikir dan amal sholeh adalah semboyan yang menjadi tulang punggung dalam kegiatan ini selain ASWAJA dan PANCASILA yang telah menjadi darah daging sebagai ideologi PMII. Dan komitmen PMII Kab. Karimun selain sebagai pengawal dalam setiap mekanisme pemerintahan juga menjadi tempat rujukan dalam menangani isu-isu sosial terlebih kepada kaum protelar.

*Salam Pergerakan.

Negeri Tanpa Raja

Kampus Universitas Karimun
Pemerintah kita telah dewasa menyikapi birokrasi indonesia dalam menangani mekanisme trias politica (eksekutif, legislatif dan yudikatif), regulasi yang ada sudah baik dari yang diharapkan oleh pendahulu negeri ini. Namun penataannya masih kurang dari hasil dampak untuk pengimplementasinya.

Negeri ini bukan hanya sekedar negara yang menangani rakyat di dalamnya, banyak sekali problematika yang harus di kedepankan dalam sebuah agenda khusus. Salah satunya tingkah laku dalam menyikapi sistem yang diberikan oleh petinggi birokrat. Biasanya sikap yang diberikan selalu berbeda menurut tempat dan keadaan yang sedang berlangsung. Sementara itu, pimpinan lembaga yang cenderung menjadi objek. Sangat begitu vital dalam mempengaruhi tipikal seseorang untuk menyikapi persoalan yang hangat dan sulit. Jika proses yang tak kunjung selesai maka pemimpin menjadi tumbal moral dalam keinstitusiannya.

Di dalam negara terdapat negara-negara kecil yang di pimpin oleh orang-orang yang berasal dari prodi/jurusan dan berbagai latar belakang, layaknya sebuah negara pastinya memiliki struktur yang memiliki fungsinya masing-masing. Bukan DPR, DPD dan DPRD yang di maksud. Semua itu hanya kiasan untuk melambangkan sebuah negara dalam kampus. Badan eksekutif yang di pimpin oleh presiden BEM harus mempunyai kualifikasi serta jejak rekam yang notabane berjiwa intelek, relegius, sosial, kritis dan berfikir secara visioner demi terwujudnya kegiatan kemahasiswaan di kampus. Untuk mencari kemampuan seseorang lengkap seperti itu cukup sulit ditemukan, tetapi kriteria kesadaran akan tingkat keberhasilan dalam memimpin harus ada sebagaimana dalam ucapan sumpah jabatan. Mundur ketika gagal dan lanjut terus ketika dipandang bagus.

Nah jika sudah memiliki negara dan pemimpin intitusi di kampus maka tidak mungkin mahasiswa lain dan utusan mahasiswa tidak ikut berperan dalam menangani nasib kedepannya kampus tersebut. Sekali lagi negara yang saya sebut patut kita pahami sebuah negara kecil yang berdemokrasi, ialah  dalam ruang lingkup universitas. Jadi berdemokrasi di dalam kampus harus ada yang namanya lembaga legislatif (Badan legislatif Mahasiswa), lembaga eksekutif (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan sebagainya sesuai statuta yang ada.

Istilah demokrasi yang selalu di agungkan di negara republik pantas di ikuti oleh setiap organisasi kampus di indonesia dalam memutuskan mufakat, perbedaannya hanya dalam segi kuantitas. Namun dari aspek kualitas badan legislatif, eksekutif, yudikatif dan rakyatnya harus sama rata walau masih dalam tahap pengembangan. Demi tujuan tersebut perlu dipandang lagi peranan kampus dalam menfasilitasi kegiatan kemahasiswaan tersebut. Bukan tidak mungkin dalam perekrutan mahasiswa baru bisa dijadikan modal dalam kegiatan kemahasiswaan, caranya dengan uang pendaftaran yang ada sebagian di alokasikan ke kegiatan kemahasiswaan. Lalu dalam penentuan anggaran untuk kegiatan di atur oleh Badan Legislatif Mahasiswa (BLM). Tetapi kenyataan yang ada hanyalah buaian belaka, seperti menelan air liur ketika menuntut dana kemahasiswaan diungkit dengan persentase seberapa banyak mahasiswa yang belum membayar uang semester. Riskan sekali bukan?!.

Ingin menjadi apa kampus kita bila semua organisasi vakum dari kegiatan kemahasiswaan ?? Masihkah ingin berlanjut seperti ini dan terus apatis ? Atau yang lebih logika lagi kita adakan sebuah upaya untuk mendesak, merubah, mengganti, merombak kepemimpinan sekarang yang bertujuan selain regenerasi juga kefektifan dalam menemukan titik temu.

Seyogyanya harus ada gebrakan untuk membuka cakrawala para rakyat kita atau mahasiswa lain yang selama ini kita kenal apatis terhadap kegiatan kemahasiswaan, barang kali itu yang menjadi dasar enggannya orang kuat kampus dalam menyumbangkan kewajibannya. Namun tidak bisa seperti itu bila ingin memajukan kampus ini, semua tentu harus ada yang namanya pengorbanan dalam bentuk materi.

Akhirnya pesimislah yang menjadi akhir dari segala persoalan di kampus, semangat pelantikan, agenda besar, jiwa yang kritis, telah sirna akibat realita yang ada. Semuanya pupus dan meninggalkan kesan yang buruk di rakyat/mahasiswa lain atas gaya kepemimpinan dari hasil akhirnya.
Kembali lagi pada tulisan awal, ibarat pertandingan sepak bola. Tipikal mahasiswa Universitas Karimun hari ini telah mengikuti irama musuh abadinya, bukan jin atau setan tapi rasa pesimis. Berakibat berakhirnya institusi internal kampus, BEM UK yang di banggakan.

Maaf jika tulisan ini terlalu berat untuk dicerna, karena menurut saya mahasiswa perlu juga membaca tulisan yang berupa fakta bukan sekedar opini. Jika tulisan ini lebih ke arah membangun semangat terlebih memotivasi mahasiswa khususnya mahasiswa Universitas Karimun maka fikirkanlah baik-baik apa yang harus dilakukan demi kemajuan kampus kita. Dan jika menurut kalian ini hanya ocehan dari ketidaksenangan terhadap pucuk pimpinan kampus maka anda telah salah dalam menyikapi pemahaman penulis. Sebab ini semua dari mahasiswa oleh mahasiswa dan untuk mahasiswa.

Baca juga : Skripsi Di Tiadakan Suatu KemunduranSeluk Beluk 3 Organisasi Mahasiswa Di Universitas Karimun

Sampah Buang Sembarangan, Salah Siapa ?


Dari gerbang batu lipai menuju ke baran tepatnya di gang awang noor, selama diperjalanan tidak ada yang spesial. Semua terasa seperti biasa, layaknya penduduk setempat yang sudah bosan dengan apa yang mereka lihat setiap hari. Saat di perjalanan terlihat batu besar yang menjadi lambang dari batu lipai, terdapat pemandangan yang membuat mata terasa sakit melihatnya serta membuat hidung harus segera ditutup guna meloloskan kita dari jeratan bau busuk yang menyengat.

Ini persoalan klasik yang butuh diselesaikan dengan cara modern, bukan dengan cara kuno yang harus menunggu sambil berpangku tangan kepada pemerintah daerah. Jauh sebelumnya rakyat setempat sudah muak dengan kelakuan orang yang membuang sampah pada bukit tersebut. Dengan memasang spanduk diharapkan para pelaku sadar akan kegeraman warga setempat. Namun hasilnya hanya beberapa hari saja bukit itu bersih dari sampah, hari berikutnya masih saja ada orang yang melakukan praktek yang tidak terpuji itu.

Salah siapa ini ? Salahkah warga setempat yang kurang keras dalam memperingatkan ke orang ramai, atau mereka para manusia yang tidak tahu ingin buang dimana karena jauhnya tempat pembuangan sampah sehingga bukit tersebut menjadi korbannya.

Bukan dibukit itu saja yang sering menjadi sasaran orang-orang yang tak berjiwa toleransi, banyak lagi tempat yang memang sudah di incar mereka sejak bertempat tinggal di daerahnya. Sampai-sampai himbauan berupa hinaan yang tidak patut di baca pada anak kecilpun di tancapkan di daerah rawan tersebut.

Akhirnya semua menjadi serba salah, saling menuduh dengan membela diri sendiri tidak ada gunanya lagi. Tempat yang sudah terlanjur dijadikan tempat pembuangan sampah sudah di cap sebagai tempatnya, peringatan sudah tidak dihiraukan. Keadaan yang memaksakan mereka, menjadi manusia yang tidak memiliki jiwa toleransi dan kesadaran bersama sudah menjauh dari sifatnya, dan yang mendekat segala sifat instan dan praktis.

Kembali lagi pada soal di atas. Salah siapakah ini semua ? Suka atau tidak suka kita diharuskan menuntut pada pemerintah daerah, mereka yang mengurusi daerah ni sudah memiki klasifikasi setiap persoalan. Namun belum ada dampak berarti dari dinas terkait akan hal ini. Lalu seberapa besar pengaruh dari kegiatan pak bupati kita yang bertemakan sabtu bersih dimana agendanya pada setiap hari sabtu, sampai dalam mengurusi sampah di daerah pelosokpun tidak diurus. Agaknya mereka hanya mengurusi kebersihan jalan protokol dan jalan besar yang hanya dilalui pejabat-pejabat dan konglomerat.

Nasi sudah menjadi bubur, semoga dengan tulisan ini kita semua bisa menjadi lebih mencintai lingkungan.

UK Adalah Kampus Swasta Yang Terakreditasi di Kepri


Terbaik di KEPRI tapi belum di akui maka kata terbaik bisa kita sempitkan lagi menjadi baik yang sinonimnya berarti bagus. Baik dari segi material, aktivitas yang ada serta administrasi yang lengkap baru bisa dikatakan kampus yang terbaik. Di KEPRI kini kampus-kampus swasta sudah berjamur di mana-mana, ada yang membuka dengan melalui yayasannya lalu ada juga cabang dari kampus terkenal di indonesia.

Fakta yang ada dalam lapangan terdapat kampus swasta yang masih belum lengkap administrasinya, padahal mereka sudah matang dalam merekrut calon mahasiswa baru, sudah memiliki orang yang hebat dalam mengatur manajemennya serta tak ketinggalan dosen-dosen berkualitas terkumpul dalam kampus yang menjadikan civitas akademika mereka adalah yang terbaik.

Namun dibalik kesuksesan mereka ternyata terlihat titik lemah mereka, dimana kampus megah dan tersohor yang mereka banggakan belum terakreditasi di BAN-PTS. Kenapa sampai demikian ? Hanya mereka para pengelola kampus tersebut yang tahu.

Dari kesimpulan di atas ada yang membanggakan buat kita, kampus kita kampus Universitas Karimun ternyata sudah lebih duluan dari universitas swasta lainnya dalam urusan perlengkapan admininstrasi untuk di akui sebagai kampus resmi di KEPRI yang dikelola oleh non pemerintah (yakni yayasan 7 juli). Sumber ini saya himpun dari hasil diskusi bersama wartawan pada hari yang lewat, entah dari mana mereka tahu apakah rujukannya valid atau tidak tapi yang saya tahu wartawan lebih condong ke fakta dari pada opini. Walau tak bisa dipungkiri media online selalu memberikan berita yang tidak valid demi keefektifan komersialnya. DIREKTORI SK HASIL AKREDITASI INSTITUSI

Lalu untuk kita para mahasiswa, jika masih ada orang diluar sana khususnya orang awam mengatakan yang tidak menyenangkan akan kedudukan kampus UK, maka tanggapilah dengan positif dan arahkan topik ini sesuai selera teman-teman dalam berdialetika untuk memperjelas yang belum di anggap tabu oleh masyarakat umum kabupaten karimun.

Makna Merantau Menurut Mahasiswi UK


Hidup di dunia ini tidak semanis buah kurma, juga tidak mudah menaklukan tantangan seperti mudahnya membalikkan telapak tangan. Kiasan ini hanya bisa diaplikasikan pada kehidupan setelah di dunia, yakni di akhirat menuju kehidupan surga yang abadi nan indah sebagaimana yang kita impikan di dunia.
Semua orang sudah paham akan konsep ujian hidup, namun sedikit orang yang paham ataupun kurang meyakini bahwa ujian yang diberikan oleh allah tidak akan berat dibandingkan sebatas kemampuan manusia. Mereka yang tidak menyelesaikan misinya itu ada beberapa faktor, salah satunya kurang berilmu dalam agama.

Menurut Rahma, cobaan, ujian, tantangan atau sejenisnya itu ibarat makan sayur tanpa garam. Rasanya tawar disantappun tidak sedap. Seandainya hidup di dunia hanya datar saja, cobaan dan prestasi tidak didapati yang dihasilkan akhirnya akan terasa hampa dan tidak bermakna. Terlepas dari pada itu tuhan sekalipun tidak mungkin mau menerapkan konsep tersebut. Sebab cobaan hidup sudah menjadi rumusnya dunia. Dan rumus itu sudah dari sononya kata mahasiswi fakuktas ekonomi U.K ini.

Dia melanjutkan bahwa di dunia bak seperti seorang perantauan. Jika kita terlahir berasal dari dimensi lain maka kita hidup tujuaannya untuk dimensi lain yakni surga. Begitu juga dengan hidup seorang perantauan. Ia terlahir dari kampungnya dan hidup untuk kampungnya. Biasanya perantauan ini adalah ciri-ciri orang yang memikirkan orang lain. Memang untuk perumpamaam perantauan ini begitu luas maknanya, banyak teori lain mengenai hal ini. Namun secara kesamaannya adalah sama-sama memikirkan bagaimana nasib kita nanti di kampung halaman -akhirat.

Mengenai kampug halaman, mahasiswi yang bernama lengkap Rahma Dewi Susanti ini berasal dari kota Tembilahan. Yang beralamat di kabupaten indra giri hilir provinsi riau. Merantau ke karimun setelah menyelesaikan pendidikan SMA di tembilahan, kini ia duduk di bangku kuliah jurusan akutansi semester 2 Universitas Karimun.

Kegiatan yang ia lakukan di bulan ramdhan sekarang adalah mengajar di TPQ As-sunnah. Di sela-sela kesibukannya sebagai mahasiswi ia sempatkan juga mengajar pada pagi hari lalu malamnya di lanjutkan dengan kuliah. Jadwal padat ini belum termasuk kerja lainnya dalam mengurusi rumah, berkat kepiawaian dalam memanajemenkam waktu ia berhasil menyelesaikan ini semua.

Terasa nikmat mengajar anak itu, katanya lagi. Apa lagi bangga ketika anak-anak ini kompak saat bermain games dan serius saat mengerjakan ibadah sholat dan mengaji bersama. Ia menambahkan dengan perasaan bahagia setelah mengetahui makna serta dampak positif dari mengajar.

Berikut foto-foto Rahma dan beberapa anak didiknya di TPQ As-Sunnah yang beralamat di perumahan taman imperium.


 




Sedikit Banyak Mahasiswa Harus Tahu Politik

Percaya atau tidak kondisi politik yang ada pasti mempengaruhi semua sektor, khususnya faktor ekonomi. Apa yang kita makan hari ini dan kita dapatkan dari hasil keringat sendiri adalah buah dari hasil kebijakan politik itu sendiri. Bbm naik, minyak motor kita jadi korbannya. Semua harga pangan naik karena ulah bbm. Orang pintar yang menaikkan bbm. Di bidang keamanan banyak juga kepentingan politik ikut ambil andil, seperti alutsista kita berkembang, negara kita mandiri. Orang pintarlah yang menyusun konsepnya secara sistematis hingga bisa menembus pasar internasional. Lalu kejahatan asusila marak, hukum kebiri segera muncul. Lagi-lagi orang pintar yang menyusun regulasinya untuk diterapkan.

Meskipun kebijakan-kebijakan tersebut bukan berasal dari sitem politik jika dilihat secara kasar, yang terlihat ialah secara halus dan tidak terendus akan kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok. Namun tidak untuk pengamat politik di negeri ini. Ia tentunya selalu mengamati kaum birokrat, politisi, DPR, DPRD, dsb.

Pada dasarnya tujuan orang-orang hebat tersbut ialah merubah bangsa indonesia ke arah yang lebih baik, tetapi seiring dalam perjalanan di tengah-tengah selalu akan ada rute-rute yang harus di lewati demi kepentingan partai, oknum, sanak saudara, orang dalam, dan lain-lain.

Jadi, apakah kita masih apatis terhadap politik di indonesia saat ini?
Yah jawabannya mayoritas iya, sebab ngurusi hidup sendiri saja rumit apa lagi ngurusi hidup orang yang sebenarnya ngurusi hidup kita juga. Haha jadi pusing ya..

Tetapi tidak untuk mahasiswa, seperti judul di atas. Kita mahasiswa calon penerus bangsa, sedikit banyak harus memahani kondisi politik yang ada. Bahkan kita di tuntut untuk berperan dalam bidang tersebut. Bukan meregulasinya namun cukup hanya dengan memberikan masukkan/opini hingga kritikan bila perlu, terhadap ketetapan yang di berikan jika  bertentangan dengan kaum lemah.

Dan yang paling akhir. Ujung-ujungnya pasti mikirin nasib orang bila masuk ke ranah politik. Beginilah rumus politik. Dari rakyat untuk rakyat dan dari saya untuk saya.

Mahasiswa UK Survei Harga Sembako

Bulan ramadhan telah tiba, semua kebutuhan akan lebih banyak dari hari yang  biasanya. Akan hal ini para pedagang tentunya berbondong-bondong dalam mengumpulkan stoknya guna memenuhi permintaan pasar. Moment seperti ini tidak akan dijumpai lagi pada minggu atau bulan berikutnya karena agenda ini hanya ada dalam setahun sekali. Bila habis terjual keuntungan besarpun akan diraih, namun jika setelah ramadhan tidak laku juga maka di hari raya pada umumnya mereka menjualnya dengan meletakan harga di bawah standart. Tujuannya yakni mengembalikan modal awal, jadi jangan heran jika fenomena seperti ini belum berakhir sampai sekarang, sebab inilah jalan tengah yang terbaik.

Untuk mengantisipasi kelonjakan harga di atas sewajarnya menjelang hari raya idul fitri, fakultas ekonomi universitas karimun langsung menerjunkan para mahasiswa/i-nya untuk turun ke lapangan guna memenuhi mata kuliah pengantar ekonomi mikro pada prodi ekonomi semester 2.

Kurang dari 1 minggu mereka dituntut untuk mensurvei harga kebutuhan  masyarakat dengan kelompok yang telah dibagikan. Sasaran yang mereka tuju beragam, pasar maimun dan pasar pn pastinya menjadi prioritas serta minimarket yang ada di kabupaten karimun tak luput dari jangkauan mereka.

Aksi yang dilakukan teman-teman UK ini sangat tepat, selain mengamankan harga sembako dan menstabilkan daya beli masyarakat kaum menengah dan ke bawah, juga menghindari dari praktek menjual dengan harga tinggi yang sering kita jumpai diluar, yang paling rawan dalam soal menaikan harga ialah minimarket, pada kesempatan inilah keuntungan harus diraih sebanyak-banyaknya.
Inilah kegiatan yang kami lakukan sejak tanggal 3 juni 2016.
Berikut dokumentasinya.

IPK VS ORGANISASI

Selasa, 16 Maret 2015

Mahasiswa mana yang sampai saat ini tidak tahu BEM UNIVERSITAS KARIMUN, Unit kegiatan MAPALA, Himpunan Mahaiswa,, dan lainnya. Semua mahasiswa mengenalinya, namun yang menjadi permasalahannya mahasiswa hanya kenal tanpa mau menyelami. Apa penyebab dari mereka yang tahu namun tidak ingin masuk berorganisasi ? Jawabannya beragam. Tapi yang mendominasi adalah terlalu terpaku IP/IPK !
(Indeks Prestasi) IP adalah parameter keberhasilan mahasiswa dibidang akademik. IP menjadi penting untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ataupun sebagai syarat masuk kerja. Beberapa mahasiswa mengejar IP tinggi sebagai pembuktian kemampuan diri. Sayang beribu kali sayang, ketika mahasiswa pragmatis menganggap IP sebagai tujuan kuliah. Jadi kalau IP bagus artinya kuliah sukses. Padahal makna kuliah sendiri adalah pelajaran.
IP tinggi memang menunjukkan bahwa mahasiswa sukses dibidang akademik, sebagai pembuka untuk kesempatan kerja. Tapi pada kenyataannya IP tidak digunakan lagi selain itu. Nyatanya, pada wawancara kerja yang dinilai adalah pengalaman organisasi, tekad, manajemen, cara menghargai, publik speaking dan banyak lagi yang kesemuanya adalah ada di dalam berorganisasi. Singkatnya, IP memberi banyak peluang dan pengalaman organisasi adalah ‘ jaminan ‘. Setidaknya keduanya harus seimbang. Masalah waktu juga bukan menjadi alasan untuk tidak berorganisasi karena didalam berorganisasi diajarkan manajemen waktu.
“ bila dikaitkan dengan fungsi lain dari kampus sebagai agen perubahan (agent of change), maka peran para mahasiswa aktivis tak dapat dilihat dengan sebelah mata. Mereka selalu menjadi motor penggerak dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dalam menyikapi tuntutan-tuntutan kritis masyarakat dan permasalahan sosial, ekonomi, politik hingga kampusnya sendiri. “ (Ahmad Basuki)
Yang di harapkan masyarakat Indonesia saat ini adalah sarjana-sarjana yang handal, cerdas, peduli dan berjiwa sosial tinggi. Untuk itu, tulisan ini mengharapkan kepada semua mahasiswa Universitas Karimun terlebih Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan untuk masuk ke dalam unit organisasi di kampus yang kita cintai ini. Karena didalam kuliah kita tidak hanya bisa mendapat ilmu pengetahuan, tapi juga ilmu kehidupan.
INGAT !!!, IP hanya membuka peluang, dan yang menjadi jaminan adalah skill. Apakah orang sukses selalu tercantum IP dalam biografinya ?? Tapi pasti tercantum pengalaman organisasi dan pengalaman hidupnya “
HIMA – MKP UNIVERSITAS KARIMUN