Baru dua pekan menggantikan
Anies Baswedan, penambahan jam waktu belajar pada SD dan SMP ingin diterapkan
oleh Muhadjir Effendi. Gagasan ini ia temukan dari Nawacita. Yakni pendidikan
karakter dan budi pekerti, yang mencakup 80 persen. Sementara 20 persennya
pengetahuan. Seluruhnya ada18 butir yang isinya seperti kepribadian, olahraga,
hingga agama.
Ramai Gunjing perihal
wacana ini, dilihat dari sumber media yang beredar banyak sekali penolakan yang
berasal dari orang tua para murid. Sampai dengan mengisi petisi yang telah ditandatangani
oleh 20.820 orang.
Sementara dari sudut
pandang yang membuat kebijakan ini menganggap perpanjangan waktu ini tidak
melulu diisi oleh pelajaran, melainkan pendidikan karakter, bahasa, rohani, dan
lain-lain. Katanya lagi, jam pulangnya pun di atur menajdi sore sehingga tepat
dengan jam pulang orang tua mereka.
Pro dan Kontra telah
mewarnai pembahasan yang paling hangat di dunia pendidikan indonesia saat ini, padahal
masalah amburadulnya kurikulum belum tuntas untuk di selesaikan. Kini hadir
lagi sebuah masalah baru, agaknya mendikbud baru ini bukan ingin sembarangan
meletakkan isu. Ada nilai positifnya jika sebuah rumor telah ramai
dipergunjingkan, dari situ pemerintah bisa mengambil sebuah opini, masukan serta berupa saran dari
berbagai kalangan termasuk individu.
Sah-sah saja bagi mereka
para orang tua dan guru yang telah menandatangani petisi, karena merekalah yang
terlibat di dalam itu semua. Namun harus di ingat bahwa pendidikan yang baik
benar adanya seperti yang presiden Jokowi katakan. Generasi muda harus memiliki karakter bangsa, di antaranya
adalah etos kerja, kerja keras, integritas, kejujuran, optimisme, serta gotong
royong. Sehingga kedepannya bangsa indonesia bisa menjawab tantangan abad ke-21. Bangsa yang menang adalah bangsa yang memiliki karakter yang kuat. Kita Sebagai masyarakat seharusnya jangan fokus pada isuy penambahan jam sekolah, tetapi penguatan pendidikan karakter anak-anak. Seandainya wacana ini benar terealisasi, tidak dipungkiri lagi angka kriminalitas terhadap anak-anak dan remaja akan berkurang, sebab merela para pelajar akan pulang secara bersamaan dengan orang tua.
0 komentar:
Posting Komentar