Bila engkau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka Menulislah. [Imam Al Ghazali]
Home » » Negara di Ujung Tanduk ; Dialog Bersama Muslim Sejati

Negara di Ujung Tanduk ; Dialog Bersama Muslim Sejati


Telah lama aku amati gerak gerik dari dosen yang satu ini. Orang lain memandangnya mungkin agak takut dengan jubah dan jenggotnya namun aku tidak begitu sama dengan mereka. Sejak malam itu aku menjadi selalu ingin berbincang bersamanya. Bahkan sehabis pulang kuliah akupun rela hingga larut malam mendengar ceramahnya.

Tiba pada malam tadi pembahasam kami amat menarik, seperti biasa kondisi mahasiswa sekarang selalu menjadi perhatiannya lalu yang tak ketinggalan isu sekarang yakni jihad melawan penistaan agama islam. Dalam ceritanya terdapat sebuah ungkapan yang menarik dari mulutnya. Dimana katanya pemimpin korupsi tidak masalah baginya tetapi yang menjadi masalah adalah pemimpin yang kafir.

Kemudian dengan idealisnya aku tanyakan kenapa begitu. Ini tauhid jawabnya. Kita telah di beri petunjuk untuk dilarang berkarib bersama non muslim apa lagi memilih menjadi peimpin. Ia menjelaskan bahwa Tauhid yang dilanggar tersebut maka akan bermuara kesyirikan. Korupsi Allah akan ampuni namun tidak untuk kesyirikan karena itu dosa amat besar.

Aku pun setuju dengan jawaban ilmiahnya, lalu ku lanjutkan dengan pertanyaan mematikan. Jadi selama ini pancasila salah dalam ideologi kita? Terkejut aku jadinya di saat dosen tersebut mengiyakan pertanyaannya saya. Menurutnya sila pertama saja tidak pantas. Seharusnya ditambah dengan beribadah atau bersyariat kepada Allah, bukan hanya sekedar mengakui keberadaan Allah.

Lalu ia mulai menyinggung organisasi-organisasi islam mahasiswa yang turun ke jalan kemaren. Katanya itu semua politik, semua organisasi mahasiswa yang belakangnya huruf I adalah alat para penguasa. Dulu para pendiri ormas islam tersebut mempunyai niat yang baik dan lurus untuk umat. Lalu sekarang oranf berada di dalam tersebut sudah melenceng dari jalurnya sebagai sebuah organisasi. Kepentingan awal untuk umat namun dalam perjalanannya mereka mudah rapuh dengan kepentingan pribadi.

Tambahnya lagi. Tidak ada jihad dengan melakukan turun ke jalan. Cara yang begitu salah seharusnya hanyak cara lain untuk menuntaskan masalah tersebut, kita ada ulama dan tokoh-tokoh muslim di bidang agama bukan politik.

Saya bukan mendukung Ahok tetapi zaman telah semakin tua, berbuatlah kepada kebaikan dan bertobatlah. Ujarnya sambil melihat ke langit gelap.

Ternyata dalam hasil perbincangan ini saya bisa menilai bahwa beliau adalah seseorang yang murni berjalan atas petunjuk Allah, tiada hal yang Ia kerjakan selain hanya untuk dirinya, keluarga beserta orang lain untuk di mengikuti syariat islam yang sebenarnya.

Dan dialog penutup aku rasa telah usai, waktu telah mendekat 00.00 Wib. Dengan sebuah pertanyakan yang ringan aku mulai dengan senyuman. Apakah bapak setuju negara ini menjadi khalifah seperti yang di inginkan oleh umar muslim radikal?? Ya saya tentu mau, tetapi liat dulu siapa yang mau mendirikan kalau organisasi jangan dulu la. Ujung-ujungnya sama malah makin hancur negara ini.

Begitu la dialog dengan seorang dosen yang murni seorang muslim sejati menginginkan kedamaian di negerinya. Lalu aku pun pamit meninggalkannya dengan teman ku yang dari tadi hanya mendengar dialog kami.

0 komentar: