Pemandangan costal area di malam hari |
Costal area, sebuah
nama yang penuh kenangan bagi masyarakat karimun. Khususnya masyarakat
tempatan, mereka tentunya bangga dengan keberhasilan kampungnya dalam membangun
tempat wisata baru buatan. Coba
lihat batam dengan barelangnya, indah, megah dan cukup berkelas jembatan yang
dibangun selama enam tahun (1992-1998) ini. Karimun juga punya, ya mana lagi
kalau bukan jembatan leho. Jembatan ini tergolong baru, di bangun pada era
bupati Karimun H. Aunur Rafiq, S.Sos, M.si, sudah bisa dicicipi oleh masyarakat
setelah selesai pada awal tahun 2016.
Dalam proses pembangunan
costal area yang memakan biaya APBD Rp 300 milliar, terdapat masalah dalam
pembangunannya, satu diantaranya yang semua orang tahu adalah lambatnya proses
pengerjaannya.
Penyebabnya adalah, anggaran yang dikucurkan tidak semuanya
cair, perlu bertahap. Hal ini terkait dengan upaya terbentuknya pembangunan
yang merata di semua sektor, jadi bukan pariwisata saja yang harus di bangun.
Banyak juga yang perlu di prioritaskan, seperti pendidikan, kesehatan,
pembangunan infrastruktur, kesejahteraan ekonomi masyarakat, dan sebagainya.
Lalu, juga sulitnya menyelesaikan lahan yang belum terbebaskan oleh pemkab
karimun terhadap pemilik tanah.
Sayang sekali bila pembangunan
ini tersendat hingga terhenti, karena bukan saja menjatuhkan marwah karimun
tetapi juga merugikan ekonomi dengan menghamburkan uang tanpa hasil yang
konkret. Belum lagi gedung di samping costal yang tidak tahu arah tujuannya untuk dibangun, malah dijadikan
tempat warga memancing ikan pada sore dan malam hari.
0 komentar:
Posting Komentar