Jika membaca situasi anak muda zaman sekarang rasanya tepat jika isu ini disinggung dalam blog irudnews.com. Pemuda-pemudi yang sadar akan masa depan telah berani untuk beranjak ke jenjang yang berikutnya, fenomena nikah di usia mudapun sudah merambah di berbagai daerah. Tak mau ikut ketinggalan, akhir-akhir ini karimun di isi dengan berita-berita pernikahan anak muda. Dengan modal cinta dan harapan mereka yakin bahwa inilah jodohnya, kekasihnya sepanjang hayat, dan pasangan yang bisa membuat rumah tangga kelak menjadi sakinah mawadah warohmah.
Lalu, bagaimana dengan nasib yang belum
mempunyai calon suami/istri –bukan pacar-. Bersabarlah, ya itu la jawabannya. Rasanya
mudah sekali menjawab sabar, namun berat sekali untuk menjalaninya. Ketika
teman sudah mulai menjalani bahtera rumah tangga, kita selalu dihadapkan dengan
pergantian pasangan yang selalu tak berujung manis, silih berganti. Alhasil,
fakta yang terjadi di era modern ini memang seperti itu. Sedikit ditemui pemuda/i
yang konsisten dan selalu beristiqomah untuk tidak terjerumus ke dalam dunia percintaan,
terlebih menjaga pandangan dari lawan jenis. Walau ada, mereka itulah manusia
yang tidak akan rugi. Sebab jodoh yang mereka dapatkan kelak akan sama seperti
kepribadian, akhlak dan amal mereka.
Jodoh adalah cerminan diri kita. Semua
orang beriman percaya itu, konsep jodoh seperti ini. “jika kita bergaul dengan
tukang minyak tentu kita akan bau minyak, kalau kita dekat dengan tukang parfum
baju kita pastilah bau parfum”.
An-Nur ayat 26 :
Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
Namun di lain waktu, terkadang ada wanita
sholehah mendapatkan suami seorang pemuda mantan preman. Percaya atau tidak hal
ini bukan tanpa alasan, Allah mempertemukan selalu mempunyai sebuah alasan, nalar
kita terbatas, apa yang tuhan lakukan tidak bisa kita menduga. Inilah rahasi-Nya. Jika
menganalisis hukum sebab-akibat tersebut, pemikiran positif harus diutamakan,
boleh jadi Allah melakukan tersebut untuk mengajarkan kepada wanita sholeha, baik
itu kesabaran, kepercayaan, dan juga memberi cobaan tantangan yang semakin
seorang sholeha semakin tingkat cobaaan yang diterpanya. Alasan yang lebih
logis lagi adalah kemungkinan dengan jalan seperti itu sang pemuda bisa terbawa
kejalan yang baik. wawlahu’alam.
Pada dasarnya, manusia tidak berhak
mengira-ngira jodohnya siapa, karena sungguh yang mengatur hal itu adalah sang
maha pembolak balik hati yang mengetahui setiap isi hati yang tersembunyi,
pemilik bumi cinta dan seluruh isinya. Tugas manusia sebagai mahluk adalah
terus memperbaiki diri. memang tidak dipungkiri di dalam hati berharap, “semoga
dia adalah jodohku” bahkan tak elak selalu menyelipkan namanya dalam sujud
panjang, apakah kalian seperti itu ? Rasanya iya, jika melihat update status galau
kalian selalu di posting di jejaring sosial.
So, mulai saat ini fokuslah memperbaiki diri, memantaskan diri.
Coba evaluasi dan tanya diri kita sudah pantaskah kita menjadi seorang ayah,
sudah layakkah kita menjadi seorang ibu. Karena pernikahan tidak hanya antara
kamu dan dia, tapi juga antara kamu dan anakmu dengan anaknya kelak, pada level
ini modal cinta dan sayang saja tidak cukup. Butuh ilmu, butuh kesadaran serta
kesabaran dalam mendidik anak dan menjadikannya generasi yang shaleh dan
shaleha, karena itulah sejatinya pernikahan, melanjutkan keturunan untuk
melahirkan generasi shaleh dan shaleha.



0 komentar:
Posting Komentar