Bila engkau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka Menulislah. [Imam Al Ghazali]
Home » » Ilmu : Gratis Tapi Butuh Perjuangan

Ilmu : Gratis Tapi Butuh Perjuangan


Tulisan ini tidak lain hanyalah goresan sore hari untuk mengisi hari ini yang tidak terlalu sibuk.

NB : Tidak perlu melakukan pembenaran dengan segala cara, pada konten ulasan sengaja diatur untuk membahas segal hal yang sifatnya hanya opinion. Bukan tulisan fakta sehingga terurai secara kongkrit.

Baiklah, langsung saja saya ulas sedikit dengan keterbatasan ilmu yang saya miliki. Apa ilmu itu ? KBBI V menjelaskan, pengetahuan suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.

Saya fikir ilmu itu gratis hanya butuh perjuangan sehingga seringkali dikatakan orang ramai ilmu itu mahal.

"Ilmu harus dibagikan jangan disimpan untuk diri sendiri nanti akan hilang," kata Buk Epi, guru SMP Biologi yang aku anggap cantik dan paling pintar. Penuh semangat ketika mengajar, salah satu inspirasi anak-anak sekolah di zaman itu, yang mengenalinya tentu sepakat akan hal ini.

Lalu cerita ini yang masih berjudul sama, berlanjut dikala saya duduk di bangku kuliah. Ada testimoni di sela-sela fasihnya ucapan si dosen ketika mengajar. "Ilmu itu ibarat air dari kran yang mengalir di ember, jika penuh maka air tersebut harus di pindah ke wadah lain jika tidak -ilmu- ingin terbuang." Ujarnya, dosen muda tinggi kalem. Namanya Pak Fauzan, dosen yang aku fikir spesial ketika mengajar dikelas.

Dan pernah mengakui kelas kami adalah kelas yang paling aktif ketika dia masuk mengajar. Bangga dan merasa puas, karena memang begini adanya. Kami terlahir tidak untuk berdiam diri, tapi selalu rajin bertanya apalagi beragumen dengan bahan yang agaknya tergolong asing di telinga.

Seakan sok tahu tapi semuanya mendapatkan efek yang luar biasa, masing-masing memiliki vokal dengan intensitas beragam. Bahkan saya berani katakan, mereka yang pendiam kini telah merangsek ke hiruk pikuk dunia dalam melahap semua topik obrolan. Ya alhamdulillah, ini berkat dari debat yang kami di kelas menganggap positif. Bukan debat kusir.

Kembali ke atas, yang hampir lupa terjamah oleh kita bahwa inti dari tulisan ini bermaksud untuk menyadarkan kita bahwa ilmu yang diraih itu tidak bisa didapatkan begitu saja. Pasti memiliki indikator agar ilmu itu bisa diraih, salah satunya adalah wadah.

Analoginya jika ingin jadi pemain bola, kita mesti memiliki tim sepak bola agar kaki ini sering di asah bersama para pesepak bola handal. Begitu halnya dengan ilmu, jalan keluarnya mesti mencari guru/ulama yang tergabung lebih dari satu orang -pribadi itu sendiri. Bukan mencari sendiri -meski tidak menafikan bahwa itu berhasil atas izin allah dan dia tergolong orang pilihan.

Wadahnya apa ? Boleh jadi jalur ekonomi, politik dan pendidikan, dsb. Misalkan pendidikan, ada sekolah, les privat atau kampus. Kemudian literasi, jika ingin menekuni bidang literasi, ayo bergabung dengan wadah yang baik. Tentunya yang tidak banyak keluar biaya.

Ingat ilmu itu gratis, cara mendapat supaya gratis pun tak sulit-sulit amat. Sekarang ada blogspot dan wordpress yang mudahnya di operasikan jika memang niat. Kalau belum mampu tapi udah niatan, tenang. Banyak tulisan yang muncul jika ketik "Cara Buat Blog", di Oom google.

Lalu berorganisasi pun juga wadah, wadah para calon pemimpin yang merasakan perlunya kalian mengatur dan memimpin sesuatu sesuai konsep/gagasan yang selama ini tertahan oleh rasa malas, kurang percaya diri dan malu untuk maju selangkah lebih baik dari teman.

Salam Literasi

0 komentar: