Bila engkau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka Menulislah. [Imam Al Ghazali]
Home » » Kharakteristik Individual Dari Mahasiswa Millenial

Kharakteristik Individual Dari Mahasiswa Millenial


Menguatnya penetrasi media sosial membuat perubahan pada pola gerakan mahasiswa. Karena mereka merasakan dengan media sosial sudah bisa mengisikan sikapnya, termasuk untuk mengkritik pemerintah, elite ataupun kebijakan pemerintah.

Perubahan pola gerakan mahasiswa yang sebelumnya cenderung mementingkan aksi kolektif dalam merespon isu sosial politik ini sudah menjadi lebih berbasis subjektivitas individual. Hal ini dikawatirkan akan semakin sulit mengharapkan munculnya gerakan ataupun isu-isu strategis kebangsaan dari mahasiswa. Begitulah tulisan awal pada rubrik 'Aktivitas Mahasiswa' di surat kabar Kompas, Selasa 31 Juli 2008.

Gerakan-gerakan semacam metode diskusi untuk membahas isu-isu terkini, memang masih dilakukan. Tapi menyebarkan informasi melalui media sosial lebih kian marak sebab target yang dicapai adalah generasi milenial kampus.

Dengan adanya perubahan pola gerakan tersebut, akan kian sulit untuk melihat mahasiswa turun kejalan dalam jumlah besar untuk menanggapi isu-isu sosial politik. Selain itu akan menjadi lebih sulit pula menemukan format ideologis untuk menyatukan gerakan-gerakan mahasiswa yang saat ini menjadi sporadis lebih individual.

Melihat jauh ke dalam, pergeseran gerakan mahasiswa dalam cara melihat mencari solusi atas suatu masalah, mahasiswa generasi mineral punya cara menafsirkan -termasuk penulis di blog ini- nilai-nilai kebangsaan dengan cara yang berbeda dengan seniornya.

Namun, pergeseran pola gerakan mahasiswa itu sendiri harus kita yakini sebagai mahasiswa -yang optimis terhadap bangsa dan negara ini. Tidaklah selalu negatif karena merupakan respon atas tantangan zaman yang berbeda pula.

Kendati lebih cenderung ke aksi pribadi, sebagian gerakan mahasiswa tetap memberi dampak yang tidak kalah dari aksi kolektif di masa lalu. Dengan memanfaatkan teknologi mahasiswa bisa menginisiasi petisi daring, lalu ada pula yang menawarkan solusi berupa pembentukan perusahaan rintisan.

Salah satu tantangan mahasiswa saat ini, justru memfasilitasi dan mengkanalisasi gerakan-gerakan individual yang mahasiswa itu sendiri.

Kini percayalah, mahasiswa bertranformasi dalam bentuk berbeda, tidak sepenuhnya melemah. Karena mereka sedang berupaya mencari gaya dalam mengartikan kepekaan sosial yang boleh jadi berbeda dengan pemahaman sosok-sosok pergerakan di masa lalu. Menurut Aditya Perdana, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia.

Maka jika ditarik kesimpulan, mahasiswa saat ini cenderung memberikan perhatian pada isu yang bersentuhan langsung dengan kehidupan mereka seperti uang kuliah atau pemilihan rektor, dll.

Sumber : Harian Kompas judul asli "Gerakan Kolektif Berubah Bentuk"

0 komentar: