Bila engkau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka Menulislah. [Imam Al Ghazali]
Home » » Meluruskan Niat di Hari Fitrah

Meluruskan Niat di Hari Fitrah

Saya beserta keluarga
Terang berganti gelap pertanda malam 1 syawal akan menyapa kita semua. Cahaya rembulan silih berganti menerangi bumi setelah 12 jam lamanya sinar surya menyinari alam semesta. Tidak lama kita bersama menunggu penetapan Hari Kemenangan yang agung oleh Pak Luqman Hakim, Menteri Agama Indonesia. Ini semua berkat ilmu falak yang telah biasa kita ketahui melalui pengamatan yang akurat bersama ahlinya dengan dukungan ilmu tafsir ulama kontemporer.

Di kesunyian ini pula saat malam takbir berubah menjadi malam suntuk. Untung ataukah rekaan mereka ketika piala dunia menemaniku yang enggan keluar melihat pawai takbir demi merayakan kemenangan. Sudah lupakan saja, toh nanti penemuan terpenting akan membuktikan memonopoli islam pada gelaran akbar di kota Putin tersebut.

Ingin diluapkan perasaan selama ini yang mengusik qalbu di atas kasur yang cukup gersang ini. Maklum, jarang sekali aku memperdulikan kasur yang memang bukan kebiasaanku seperti orang Eropa disiplinnya mereka saat bangun pagi.

Kembali soal qalbu, tempat keberadaan dua kutub yang berlawanan. Istilah populernya positif dan negatif. Bercengkrama dalam memperebutkan diri ini antara taqwa dan nafsu. Kini setelah dianalisis dari narasi-narasi baik pada mubaligh medsos ternama. Bahwa untuk beberapa tahun belakangan ku dapati diri ini masih kotor dari gemerlapnya kehidupan dunia. Jauh dari shiratal mustaqim.

Timbul pertanyaan, telah berapa lama diri ini terjebak dalam buaian fana ? Entahlah, sudah berlumuran dosa hingga maksiat kelima panca indera pun banyak ku rasa. Tentu seumur hidup kesadaran ini tidak pernah totalitas terwujud meski terkadang terlintas. Maha baik Allah yang tidak sampai hati melihat dosa hambanya bagaikan luka di depan mata. Maka, nikmat mana lagi yang ingin engkau dustakan ??

Alhamdulillah, sambil menulis aku mengingat beberapa tulisan yang pernah aku baca dan membuat iman ini sedikit lebih baik dari sebelumnya. "Kejarlah akhirat, maka dunia akan mengikutimu. Bukan malah sebaliknya." Kurang lebih seperti itu tulisan yang sering kali berada pada pojok atas dan bawah lembaran buku motivasi islam.

Kemudian, terlepas dari ini semua. Aku berfikir sesuatu yang baru tersadari merupakan petunjuk-Nya yang mesti diikuti, sebab asalnya dari upaya ku terdahulu. Tapi juga muncul pilihan baru, alih-alih ini disebabkan oleh doa-doa orang sekeliling yang menyayangi terlebih orang tua yang merindukan kesholehan anaknya ? Dan atau pula memang takdir dimana kondisi dan situasi yang memungkinkan ini terjadi tanpa sebab akibat.

Tidak ada tempat berpegang selain menunggu hari tibalah saatnya untuk bertaubat. Itulah gambaran pada saat ini.

Sesekali ku berkhayal kemaren itu ialah jebakan batman, maksiat tersebut adalah pelor ampuhnya, rekaannya soal tipu daya, ya siapa lagi kalau bukan musuh abadi manusia. Yang berjanji kepada Tuhan senantiasa setiap masa akan menggangu Adam dan keturunannya hingga hari kiamat. Syaiton, iblis, hantu apapun namanya adalah musuh kita sesungguhnya. Maka tak heran para penceramah khotbah jumat selalu mengingatkan serta mengulang-ulang untuk mengatasi hal tersebut dengan cara menundukkan nafsu lalu mengangkat taqwa manusia itu sendiri.

Agar kelak diri ini dan kita semua bukan bagian dari orang-orang yang merugi dengan kelalaian masa selama di dunia. Karena, walau tak seberapa yang ku pahami ilmu agama namun aku pernah membaca bahwa tanda akhir zaman adalah mereka yang telah jarang di ingatkan akan Dajal dan kemunculannya. 

Sehinggalah cara ini dianggap bagian dari muhasabah klaim ku sendiri, metode introspek diri selama menjalani hidup sebelum dan sesaat ramadhan tiba.

Kini tibalah waktunya, menyiapkan keyakinan -iman- yang tinggi dan besar kepada-Nya melalui dzikir malam. Memperjuangkan ilmu untuk mengkonsepkan kehidupan secara benar mengunakan daya fikir yang jernih, bersih lagi kuat guna memahami risalah-Nya serta memanifestasikan usaha melalui implementasi -amal sholeh- dari dua sumber iman dan ilmu yang telah diraih selama ini agar barokahnya hidup diterima di sisi-Nya.

Luruskan niat yang paling terbaik, niat yang pantas dengan usia kini dalam menyongsong hari yang kebetulan dinantikan oleh umat islam seluruh dunia. Yakni esok, dimana pagi di ufuk timur sang surya akan hadir menyapa di Hari Kemenangan. Untuk kesekian kalinya aku tidak ingin mengulangi kembali, ramadhan yang aku lalui tanpa memiliki visi yang jelas dan harapan besar ku selalu meraih ampunan dan keberkahan dari Allah SWT serta menjadi golongan Rasul-Nya.

Amin. Ya rabbal Alamin.
Mohon maaf lahir dan batin.

0 komentar: