Bila engkau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka Menulislah. [Imam Al Ghazali]

Mengisi Materi di SD 005 Pulau Parit


Fokus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Karimun tahun ini pada bidang Literasi bukan hanya isapan jempol belaka. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran mereka di Sekolah Dasar (SD) 005 Pulau Parit, Kecamatan Karimun, Kamis (31/5).

Kunjungan kali ini dalam agenda mengisi pesantren kilat di SD 005 Pulau Parit. Setelah sebelumnya beberapa acara Literasi dilaksanakan dengan tempat yang sama. Khusus kegiatan di bulan ramadhan ini, Ketua III Bidang Keagamaan turun gunung untuk mengisi materi langsung dihadapan para murid SD 005 Parit.

Pasca mengisi materi, Norfaizal mengatakan kegiatan dilakukan untuk menanamkan rasa kepedulian PMII terhadap anak usia dini pada bidang literasi. “Generasi indonesia haru disi dengan pemahaman kite literasi yang baik. Maka sebagai ketua bidang keagamaan, saya seyogyanya mengisi agenda PMII di bulan ramadhan ini.” Ujarnya.

Senada dengan Ketua III Bidang Keagaaman. Aal Aulia mengungkapkan perlunya kegiatan yang positif untuk mengisi waktu luang yang bermanfaat bagi sesama. “Kegiatan hari ini adalah bentuk nyata dari komitmen kita pada bidang Literasi, karena kami yakin dengan mengembangkan konsep Literasi generasi Indonesia khususnya Karimun akan semakin baik ke depan,” Tutupnya.

Mengisi Acara di SD 005 Pulau Parit


Foto Kegiatan

Berikut Link Mengisi Materi di SD 005 Pulau Parit



Propaganda Negara Imperialis Modern (Kapitalis) Mengakibatkan 'Proxy War'


Dalam beberapa kesempatan Kapolri Jenderal Tito Karnavian pernah mengatakan, jaringan teroris indonesia yang bernama Jamaah Ansharut Daulah (JAD) berbaiat kepada teroris ISIS.

Menariknya, ketua PBNU Said Aqil siradj yang bersuara pada video dikalangan keluarga nadliyin, mengungkapkan di dalam sebuah buku Devil's Game Orchestra Iblis yang ditulis agen CIA. Bahwa jika ditelusuri lebih jauh paham radikal berasal dari Amerika Serikat (AS). Video tersebut hingga kini masih saya simpan yang saya dapati di group whatsapp Keluarga Besar NU KEPRI.

Sebelumnya juga, Hillary Clinton Capres AS di waktu itu pernah mengatakan. Pada rezim presiden Ronald Reagen, AS berniat membentuk Al-Qaeda untuk berperang melawan Rusia yang menginvasi Afganistan, mereka tidak ingin penguasaannya luas sampai ke Asia Tengah. Dengan memanfaatkan situasi, yakni ideologi wahabi akhirnya Rusia pun kalah.

Sungguh ini pengakuan yang tak dapat dibantahkan, sebab perang dingin antara AS dan Rusia hingga kini tidak pernah surut. Hegemoni kedua negara adidaya ini sulit dipisahkan mengingat kepentingan yang begitu besar yakni salah satunya perebutan sumber daya alam.

Lalu pernyataan-pernyataan di atas juga dibenarkan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin. Saat itu saya mendengar langsung beliau mengatakan di acara Indonesia Lawyers Club di TV One. Din mengatakan, bahwa kelompok teror Internasional Al-Qaeda dan ISIS merupakan ciptaan AS.

Kalaulah ini benar adanya, menjadi pertanyaan kenapa AS harus berperang melawan Rusia menggunakan senjata ciptaannya (Al-Qaeda) ? Ya paling logis sekali lagi adalah perebutan sumber daya alam. Contoh di Libya, negara ini hancur karena Muammar Khadafi mengambil alih perusahaan minyak AS, lalu Suriah ambruk karena ditemukan sumber gas dan minyak di Basin.

Kemudian Yaman rusuh karena sumber minyak di perbatasan Yaman - Arab Saudi lebih banyak di Yaman. Dan saudara kita Rohingnya digusur karena ditemukan kandungan emas ditempat tersebut.

Akankah negeri yang kaya raya ini akan diporak-porandakan oleh kepentingan asing dengan sekutunya melalui modus kolusi setelah Indonesia menguasai saham Freeport 51 ℅ ?

Tema kita masih sama, yakni memerangi Proxy War. Melawan musuh yang tidak terlibat di dalamnya. Konspirasi masih ada sana sini, negara ini tidak akan nyaman dihuni dan damai dari konflik jika masih ada oknum elite politik yang berkolusi dengan musuh untuk menjarah harta Indonesia.

Selagi bangsa ini belum membereskan para kroni-kroni orde baru (orba) maka kita tidak pernah mengalami kemerdekaan yang haqiqi. Kita masih terjebak dalam masa transisi dari remaja menuju dewasa pasca 20 tahun reformasi. Segala yang dimiliki orba masih melekat di dalam konstitusi kita.

Jika ditelusuri lebih jauh masih banyak UU yang dilabeli pihak asing untuk kepentingan mereka dan kroni-kroninya. Kaki tangan orba seakan tidak pernah hilang, selagi tokoh intelektual kita tidak peka terhadap ancaman yang lebih serius yang dapat merusak kewibawaan bangsa yang kaya raya ini. Tak lebih dari bonekanya eksekutif, 32 tahun berkuasanya Soeharto membuktikan tidak tersentuh oleh legislatif yang lemah atau lembaga lainnya -kecuali aliansi mahasiswa.

Kini, mereka perlu bekerja keras. Selain memikul beban masa lalu yakni membereskan antek-antek orba dan segala tipu daya KKN, pelemahan lembaga, melawan hukum, dll dari dalam dan luar. Mereka memiliki sejumlah PR, agenda besar, untuk mengatur tataran birokrasi dan demokrasi indonesia yang semakin berkeadaban.

Hingga sayapun berfikir dengan antropologi masyarakat indonesia yang dimiliki sekarang, akankah indonesia hilang secara perlahan jika saja tokoh intelektual, cendikiawan, ulama, dan pemudanya masih tidak peduli dalam menjaga pertahanan negara. Karena sebaik-baiknya pertahanan negara adalah melindungi aset bangsa, melalui beragam cara sesuai dengan profesi dan keahlian yang telah dimiliki.

Semoga, melalui tulisan ini. Merupakan sebuah upaya dari saya pribadi untuk peduli terhadap negara. Serta melindungi aset bangsa dengan mengingkatkan kembali kepada kita semua bahwa kemerdekaan harus di raih 100 ℅ sebagaimana yang diinginkan oleh bapak Republik Indonesia, Tan Malaka.

Lebik baik optimis ketimbang pesimis. Memang ! Optimis perlu diikuti dengan realistis, tidak mudah bergerak dengan hasil yang sia-sia belaka. Namun, meskipun sulit dicerna dengan akal dan fikiran manusia. Semua itu tidak berguna bila Tuhan telah mencampuri melalui racikan tangan-Nya.

Bukan Jomblo Kalau Tidak Pintar Merangkai Kata


Jodoh kalian sudah ditetapkan, tak perlu pasang kode atau status di berbagai sosial media. (efek warga net kebelet nikah)

Lucu terkadang, beranda Facebook dan story Whatsapp dipenuhi dengan perasaan para jomblo'lovers. Rangkaian kata berbalut madu bak mutiara terang dari kejauhan -agaknya itu yang sedang ku fikirkan. Zaman ini tak seperti dulu, tak semodern sekarang. Padahal sosmed tidak banyak membantu jika ia memang jodoh kita.

Tanyalah pada orang tua kita. Kisah percintaan suami istri pun penuh dengan kenangan kalau mau kita hayati. Bukan cerita Hayati di novel Buya Hamka "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" yang galau menyesali perbuatannya. Tidak patut ! Jangan dicontohi terutama untuk wanita. Ambil hikmah, buang yang buruk.

Kembali cerita diawal, kisah kasih orang tua kita. Sesungguhnya, cerita manis pertemuan yang tak seberapa itu, dan tak terduga, hingga akhirnya mereka berjodoh sangat menginspirasi untuk kita lalui dikemudian hari. Lalu, kita pun bertepuk tangan akan cerita mereka melalui hasil kreatifnya tangan-tangan Tuhan.

--
Berbicara jodoh di depan TV sambil nonton Piala Uber di TVRI.

Teror Bom. Isu atau Bukan ?


Gerakan #2019 Ganti Presiden telah menjadi ketakutan bagi bakal calon petahana. Menurut beberapa masyarakat Indonesia yang mendukung teror bom di Surabaya adalah pengalihan isu dari melebarnya kekuatan gerakan tersebut.

Sementara yang simpati, mengakui bahwa ini bukanlah rekayasa atau pengalihan isu oleh pemerintah. Namun sebuah realita yang memang seyogyanya kita sadari bersama bahwa bangsa ini akan hancur lebur bila tidak serius menangani kasus teror bom tersebut. Seperti Syria, Libya, Irak perlahan menjadi kota mati karena konflik sosial politik yang tidak bisa diatasi.

Saya tidak ingin menjelaskan lebih jauh dari sudut manapun, apalagi mengenai konstitusi kita yang belum memiliki perangkat hukum yang lengkap. Dan institusi siapa yang disalahkan bila sudah mengkhawatirkan akan memakan korban jiwa yang lebih besar.

Lalu penganggaran yang amat besar yang disinyalir alat dari pengalihan isu. Kemudian sebaliknya, tewasnya beberapa anggota Polri menguatkan ini bukanlah masalah biasa atau kasus isapan jempol semata. Semua ini mengarah kepada iya atau tidaknya pengalihan isu dan prokah kita ke pemerintah atau kontra.

Saya hanya ingin katakan kita ini sudah terpecah-pecah secara tidak langsung, mereka yang mengatakan bahwa ini pengalihan isu akan di cap sebagai kelompok yang meresahkan bagi pemerintah yang sudah sepenuhnya bekerja keras dalam memberantas terorisme. Akibatnya pihak pemerintah dalam hal ini pelaksanaannya oleh polisi melakukan penindakan karena rasa curiga tersebut.

Pastilah curiga, sebab keresahan saat ini berbeda dengan tahun belakangan. Ada penyebabnya yang menjadikan keresahan pemerintah ini begitu besar. Sudah pastinya berhubungan dengan awal tulisan tadi.

Keresahan yang menghasilkan rasa curiga terhadap kelompok inipun tidak sampai disini. Kita yang mayoritas awam dan masyarakat pinggiran tergerus dengan keyakinan pemerintah yang tidak siap dengan tuduhan konservatif tersebut. Akhirnya mengatakan rasa kecurigaan ini apakah rekayasa atau murni, benar adanya. Inilah rentetan rasa kecurigaan masyarakat indonesia sekarang.

Terakhir ingin saya akui, saya pun dulu sempat curiga dengan pemerintah. Tapi itu dulu, bukan rezim sekarang. Nah, sekarang ingin saya berkata bahwa rezim sekarang adalah tempat kepercayaan kita berasal. Secara normal kita tidak boleh menaruh rasa curiga terhadap pemerintah. Tapi pemerintah boleh, sebab sejatinya merekalah yang memiliki semua sistem kendali atas negeri ini. Jadi logikanya, apakah kita ingi percaya pada pemerintah negata lain, organisasi dunia lain untuk mengatasi negeri ini ??

Sejujutnya pula. Saya bukan pendukung partai berkuasa, terlebih koloni dari para pelaku pengebom. Saya ingin berusaha menyadarkan ke pemerintahan sekarang bahwa kalian akan mampu mengatasi masalah ini. Meskipun dikatakan masalah ini bagian dari pengalihan isu. Lalu buat kita yang mengutuk aksi teroris di Surabaya tersebut mari kita berharap semoga aksi berikutnya tidak terulang dan para pelaku segera tertangkap.

Maka, kembali pada intisari dari tulisan ini. Mari kita tanyakan dengan pemangku kepentingan di negeri ini "Teror Bom. Isu atau Bukan ?" melalui sebuah gerakan intelektual, apapun hasilnya jawaban tersebut akan mampu menjadi cuplikan kecil terpenting dalam sejarah Indonesia. Karena cerminan mereka dalam hitungan masa pemerintahan. Satu hal yang pasti. Sekali lagi, rasa kecurigaan ini jangan sampai melebar dan menjalar sehingga kita mampu menghindari negara Indonesia dari kehancuran saling curiga.

HIMAKU UK Gelar Acara Menyambut Bulan Suci Ramadhan


Bulan ramadhan segera tiba, berbagai cara dilakukan umat islam untuk menyambut bulan yang penuh berkah ini. Tak mau ketinggalan, mahasiswa Universitas Karimun (UK) dari organisasi HIMAKU juga menyambut puasa dengan menggelar acara di Mushola Al - Umara, UK. (13/05/18) Minggu malam.

HIMAKU merupakan Himpunan Mahasiswa Akutansi. Berada di bawah naungan Fakultas Ekonomi, organisasi ini dinilai salah satu yang cukup aktif dalam melaksanakan berbagai kegiatan di lingkungan UK.

Mengangkat tajuk Character Building Mahasiswa Melalui Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniyah, dan Ukhuwah Wathaniyah. Acara ini diisi dengan tausyiah dari Ustad Rian, S.Pdi.


Ketua HIMAKU UK, Rahma Dewi Susanti dalam kata sambutannya menyampaikan dalam menghadapi bulan suci ramadhan untuk harus memperbanyak ruang dan waktu yang bermanfaat.

Lalu beliau menambahkan. "Semoga di ramadhan ini, kita semuanya bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, perbanyak amalan, memperbanyak sedekah, sholat, berpuasa, dan perbanyak membaca ayat suci Al-quran." Ujarnya.

Kemudian seluruh peserta yang hadir melaksanakan salam-salaman bersama menandakan penghujung acara telah tiba, dan sesi berfoto bersama juga dilakukan sehingga tampak hadir Dekan Fakultas Ekonomi, Andika Prasetya Nugraha SE. MM.



Lomba Kuis Berhadiah Hadir di Costal




Sebagai wujud rasa peduli terhadap generasi, Korps Putri (KOPRI) PC PMII Kabupaten Karimun melaksanakan Lomba Kuis Berhadiah di Costal Area, Sabtu sore (12/05/18).

Kegiatan ini dalam rangka memperingati hari Pendidikan Nasional serta sekaligus menyambut hari Buku Nasional yang bertepatan jatuh pada hari Kamis, 17 Mei nanti.

Tampak anak-anak yang terdiri dari anak TK dan SD yang hadir. Mereka satu persatu harus bisa menjawab agar bisa mendapatkan hadiah dari panitia.

Ketua KOPRI PMII Kab. Karimun mengatakan, kegiatan yang bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Karimun ini merupakan tujuan kita dalam mengembangkan budaya literasi salah satunya giat membaca.

"Sengaja kita buat sore hari agar banyak waktu luang untuk anak-anak. Dan merekalah tujuan kita agar generasi milenial ke depannya lebih siap karena kemampuannya dalam mengembangkan budaya literasi." Ujar Juni Putri Yani.

Silat Pengantin Mulai Mengkhawatirkan


Dilansir dari situs Web Pemprov KEPRI. Silat pengantin merupakan tradisi yang digelar oleh masyarakat KEPRI dalam perhelatan Nikah kawin, silat yang dilakukan ini untuk menyambut pengantin menuju kepelaminan. Biasanya dilakukan pada saat kegiatan mengantar pengantin laki-laki ke rumah pengantin perempuan.

Ketika sampai di rumah mempelai perempuan, rombongan pengantin laki-laki disambut dengan kegiatan bersilat dari kedua belah pihak untuk beberapa menit. Oleh  1 ( satu ) atau lebih dari 1 ( satu ) orang yang diiringi musik pengiring yaitu Gendang Panjang sebanyak 2 ( dua ) buah, Gong, Serune/Nafiri ataupun Kompang. Ini melambangkan suatu simbol bahwa pengantin datang ke tempat yang aman dari segala musuh.

Tadi barusan tetangga saya yang sedang melaksanakan pesta pernikahan kesulitan mencari orang untuk pertunjukan Silat Pengantin. Lantas setiba pengantin laki-laki di rumah pengantin perempuan, pemandu acara pun bingung. Tua, muda menolak untuk menjadi silat pengantin.

NB : Mari peduli terhadap adat istiadat bangsa melayu yang harus kita lestarikan.